REMAS BI ITAT SURABAYA ---------------FSLDK SURABAYA RAYA--------------FSLDK NASIONAL------------Selamat tahun baru Islam 1435

Selasa, 23 April 2013

WANITA PEMBANGUN PERADABAN

Dipublikasi pada oleh KSI ASY-SYIFA "Rumah Kita"

 
WANITA… Tak akan ada habisnya jika membicarakan makhluk satu ini. Banyak puisi dan lagu yang berkisah tentang wanita. Kalo kata The Changcuters  “wanita itu racun dunia”. Kalo kata Ada Band  “karena wanita ingin dimengerti”. Banyak sisi yang bisa dikupas dari wanita sangatlah luas, misalnya kecantikan dan keindahan tubuhnya, gaya busana dan aksesorisnya, lifestylenya, hobi shoppingnya dan nge-rumpi, sisi psikologisnya yang sensitive dan mengutamakan perasaan, kelembutan dan kasih sayangnya, and else.
Sejak Islam datang sebagai rahmatan lil alamin, jelas bahwa Allah SWT memang memuliakan wanita, mengangkat derajatnya, dan menjadikannya sebagai pengatur rumah suaminya. Rasulullah bersabda ,”Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpin…. Maka, seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia bertanggungjawab atas apa yang dia pimpin.” (HR Bukhari dan Muslim)
Yang sangat luar biasa, ibu bukan hanya pemimpin dalam rumah suaminya, melainkan jadi ‘tiang Negara’. Kenapa demikian??? Jika kita membuka lembar demi lembar sejarah Islam maupun dunia, niscaya kita akan menemukan orang-orang agung yang disegani sekian banyak umat, dimana para umat bertekuk lutut di hadapan mereka. Munculnya mereka semua itu tidaklah lepas dari keagungan seorang ibu yang telah merawat dan mendidik mereka sedemikian rupa hingga menjadi pemimpin yang luar biasa.
Pada waktu Presiden Amerika Serikat Abraham Linkoln baru meraih jabatannya, seseorang memberikan ucapan selamat. Tahukah anda jawaban beliau? “Janganlah anda memberikan selamat kepadaku, tetapi berikanlah selamat itu kepada ibuku. Karena dialah yang mengangkatku hingga sampai pada tingkatan ini.”
Dan jika kita menyelami sejarah pada masa keemasan islam, dimana pada masa itu orang-orang islam telah mampu menaklukan dunia. Mereka mengisi dunia dengan kekuatan dan keberanian, kebijaksanaan, dan ilmu pengetahuan. Mereka dapat menundukkan beberapa bangsa, menaklukan beberapa kerajaan, menancapkan bendera-bendera meraka di jantung benua Asia dan Afrika serta beberap daerah di benua Eropa. Di sanalah mereka mewariskan agama mereka, ilmu pengetahuan, sastra serta kebudayaan meraka. Pada masa bersejarah itu, mereka tidak pernah mendirikan pondok atau sekolah. Sarana penanam hikmah dan penyampai ilmu adalah ibu-ibu mereka yang luar biasa. Subhanallah…
Wanita memang merupakan pendidik pertama dari anak-anaknya sebelum masuk bangku sekolah. Walaupun telah belajar di sekolah pun, ibu harus tetap mendampingi anak-anaknya tumbuh besar dan dewasa. Pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu dengan guru-guru di sekolah pasti tidak akan sama bagi sang anak karena pendidikan di dalam rumah tidak hanya membangun kecerdasan tapi yang lebih penting adalah pembangunan karakter anak yang akan ia bawa sampai dewasa dan ketika terjun ke masyarakat.
Lalu seandainya nih ada yang bertanya, “apakah mungkin seorang ibu mendidik anak sambil berkarier? Menurut saya itu tidak mungkin, terlebih lagi jika ibu itu bekerja dari pagi sampai petang atau jarak dari rumah ke kantornya itu cukup jauh. Jangankan mendidik, mengawasi kegiatan anak-anaknya saja ia tidak akan mampu. Teknologi canggih pun tidak akan mampu menghasilkan komunikasi yang jujur dan berkualitas antara ibu dan anak. Jika ibu pulang kerja saat anak sudah tidur, simple-nya nih, bagaimana mungkin ibu mengajarkan pada anak tentang shalat tepat waktu, membaca Al Qur’an dengan baik, berdoa dan mencuci tangan sebelum makan, gosok gigi sebelum tidur dan bagaimana cara menjawab soal PR Matematika dengan rumus yang praktis??? Jadi, tidak seharusnya ibu mewakilkan 100% kewajibannya di rumah pada pembantu atau baby sitter karena kasih sayang ibu takkan bisa tergantikan oleh siapapun,
Mungkin sebagai wanita modern, kita didoktrin tentang era emansipasi, Ada semacam bisikan “buat apa saya susah-susah belajar sampai jadi sarjana atau bahkan doctor kalau akhirnya cuma jadi ibu rumah tangga?” Hmmm, Allah SWT memang mewajibkan laki-laki maupun wanita buat belajar setinggi-tingginya sampai akhir hayat, tetapi Allah SWT menakdirkan kemuliaan yang dicapai antara laki-laki dan wanita itu melalui jalan yang berbeda karena keduanya memang diciptakan dengan kodrat berbeda. Lalu, maukah kita jadi wanita yang sangat tinggi ilmu dan jabatannya tetapi tidak mulia di hadapan Allah SWT, suami, serta anak-anak kita?
Menurut saya, uang dan jabatan yang seorang ibu dapatkan dari bekerja mati-matian tidak lebih penting dari kasih sayang dan perhatiannya untuk anaknya serta keshalihan, kecerdasan, dan keberhasilan anaknya di masa depan. Dan sesungguhnya surge yang mengalir di bawahnya sungai-sungai adalah janji Allah yang pasti.
Yaaap, kemuliaan kita sebagai wanita tidak akan sia-sia jika kita menggunakannya untuk kebaikan dan investasi yang sangat menguntungkan bahkan sampai ke akhirat. Pendidikan yang baik akan menghasilkan kader-kader baru yang akan membawa bendera Islam, dan lebih luas lagi generasi penerus yang akan memimpin dengan bijaksana Negara ini di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KLIK PLAY UNTUK MENDENGARKAN DAN MENGARTIKAN AYAT AL-QUR'AN