Keindahan Bersama Ibu Lewat LDK REMASBI ITATS
Sarah Larasati Mantovani
Perum. Reni Jaya blok G 17 No. 3 RT 05 RW 07
Bojongsari, Depok
---------------------------------"Tiada sahabat yang lebih baik selain ibu"--------------------------
Sarah Larasati Mantovani
Perum. Reni Jaya blok G 17 No. 3 RT 05 RW 07
Bojongsari, Depok
---------------------------------"Tiada sahabat yang lebih baik selain ibu"--------------------------
“Para ibu selalu mempunyai tempat untuk menampung duka, lalu mengecupnya dan bangkit.”
? Helvy Tiana Rosa, Tanah Perempuan
Ada kejadian unik yang pernah saya alami, Kejadian ini terjadi tepat pada tanggal 29 Agustus lalu, saat saya tidak tahu lagi kepada siapa saya harus mengandalkan seseorang.
Pagi-pagi saya sudah mendapat tugas mendadak dari redaktur untuk Liputan ke suatu tempat di daerah Kemang, Jakarta Selatan, jam 7 malam. Saya yang baru membaca tugas dari Redaktur saya via FB siangnya langsung kaget dan agak panik, “Ini Liputannya malam, saya harus ke sana tapi sama siapa?”, tanya saya dalam hati.
Saya terpikir untuk mengajak teman akhwat dan langsung saja saat itu juga beberapa teman dekat akhwat, saya hubungi via sms maupun telepon.
Ternyata mayoritas menjawab tidak bisa, alasannya macam-macam, ada yang sudah ada acara, tempatnya jauh dari lokasi rumah mereka, tidak boleh sama orangtua karena acaranya malam dan respon terakhir yang saya dapat, “Maaf banget kak, Jumi lagi ada di kampung, kalau Jumi lagi ga ada di kampung mau deh temani kakak liputan”.
Saya menghela nafas, teringat kembali dengan pesan dari redaktur saya, “Kalau kamu ga bisa ya ga apa-apa, ga usah dipaksakan, nanti saya tugaskan Thufail”.
“Duh, ga ada yang bisa lagi…”, keluh saya sambil memandang kembali handphone yang tadi saya gunakan untuk menelepon teman akhwat.
“Ada apa sih?”, tanya ibu saya yang sedari tadi melihat saya dengan rona wajah kecewa, resah, gelisah nan gundah gulana.
“Teman-teman akhwatku pada ga bisa temani aku liputan nanti malam, Ma”, jawab saya dengan nada setengah putus asa.
“Yaudah mama temani deh”, kata ibu saya.
Subhanallah… Saya yang mendengar respon beliau langsung senang bukan main. Di saat saya hampir putus asa karena tidak ada teman akhwat yang bisa saya ajak untuk meliput ke daerah Kemang jam 7 malam nanti, tiba-tiba Ibunda saya tercinta menawarkan dirinya untuk menemani saya Liputan. Alhamdulillah wa Syukurillah ya Rabb, jarang-jarang terjadi seperti ini... :')
Sesampainya di tempat liputan, saya satu-satunya Jurnalis perempuan yang membawa serta ibunya, tidak ada rasa gengsi sama sekali dalam diri saya karena memang saya sangat membutuhkan teman untuk liputan dan tentunya ibu saya tidak akan rela membiarkan anak gadisnya pergi sendirian malam-malam. Dengan setia dan sabarnya beliau menunggu hingga saya selesai mewawancarai narasumber.
Saya baru melihat betapa besar pengorbanan yang ibu berikan malam itu hingga keesokan harinya beliau masuk angin karena tidak tahan dengan angin malam.
Meski merasa bersalah tapi saya mengakui memang tiada sahabat yang lebih baik selain ibu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar