REMAS BI ITAT SURABAYA ---------------FSLDK SURABAYA RAYA--------------FSLDK NASIONAL------------Selamat tahun baru Islam 1435

Selasa, 23 April 2013

Cinta dan Seorang Muslimah

Dipublikasi oleh KSI ASY-SYIFA "Rumah Kita"
'

Bismillahirohmnirrohiim,,
Assalamu’alaykum,,
Waa,,nulis ini rasanya deg degan juga. Okey, tulisan ini bukan untuk menggurui, tapi untuk saling mengingatkan sesama saudara. Tulisan ini ada,karena memang kebanyakan kita para muslimah terpikir tentang cinta,,iaa kan.? Jangan dipungkiri atau gengsi lho! H0h0,, Gak tau itu cinta yang sudah dialami dengan pacaran, atau perasaan yang yang dipendam cuma untuk seorang yang istimewa pilihan Alloh nanti. InsyaAlloh, tulisan ini bisa jadi sesuatu yg membantu kalian tentang hal tadi,,xp
Umm,,kita awali dengan sebuah cerita iaa,,Cerita tentang Sebuah Apel (dibaca lho,,h0h0)
“Suatu saat di pagi yang cerah. Angin bertiup tenang. Sinar mentari lembut menerangi alam.Tapi sayang, itu semua tidak dapat meredam kegundahan hati sebuah apel yang berada tinggi nun di pucuk. Sejak seminggu lalu Apel itu sibuk berfikir, kenapa aku tidak dipetik orang? Padahal… kulitku licin mulus. Warnaku merah bersinar. Siapa yang melihat pasti meluap-luap seleranya. Pasti mereka terbayang betapa manisnya rasaku. Tapi… kenapa aku tidak dipetik orang?
Apel tersebut memandang ke bawah. Heran, kenapa manusia lebih memilih kawan-kawannya yang berada di bawah sana. Bukankah mereka tidak mendapat udara yang bersih dan cahaya mentari seperti aku yang berada di puncak ini? Bukankah kawan-kawanku itu banyak yang telah rusak karena seranggga?
Apel tersebut bingung memikirkan kenapa rekan-rekannya yang telah banyak tersentuh dan penuh debu menjadi pilihan, bukan dirinya yang belum tercemar dan dijamah orang. Apa kekurangan diriku?
Perasaan rendah diri mulai merasuk. Makin lama makin kuat, diselangi rasa kecewa dan bimbang. Murungnya tidak terbendung lagi. Lalu, pada pagi yang damai dan indah itu, apel tersebut memutuskan menggugurkan dirinya ke tanah. Ketika sudah berada dibawah, hatinya gembira bukan kepalang. Sedetik lagi aku akan dipilih manusia. Warna merahku yang berkilau dan kulitku yang licin mulus ini pasti mencairkan liur mereka.
 Sang apel menanti manusia beruntung itu. Sayang sekali, sampai malam tiba, tiada seorang pun datang mengambilnya. Rasa gembira pun bertukar menjadi risau dan sedih.
Siang berganti malam, hari berganti minggu. Kasihan..akhirnya apel tersebut busuk di tanah menjadi makanan ulat dan serangga. Membusuk dan terinjak-injak manusia.”
Nah, Wanita itu ibarat apel. Buah yang gak berkualitas  gampang dipetik, dijamah dan diambil orang. Tapi apel yang berkualitas, gak terjangkau dan sulit dijamah orang. Susah dipetik, susah digapai. Mahkota seorang gadis adalah Keimanan dan ketakwaannya. Jadi, kalau hilang iman dan takwanya, hancurlah pesonanya. Wanita sanggup jatuhkan martabat tingginya supaya dijamah orang lain.
 Buat saudaraku, wanita shalehah yang tinggi martabatnya… yang terpelihara kehormatan dan izzahnya…
 Bersabarlah! Disaat gak ada yang memetik karena ketinggianmu. Janganlah obral jiwamu sampai kamu rela dipetik dan dijamah oleh siapapun. Seperti apel yang mudah dipetik di pinggir jalan. Tungulah, Alloh pasti mengirimkan orang yang bersedia memetikmu di ketinggian. Ketinggian yang hanya bisa dipanjat dengan energi keimanan dan ketakwaaan seseorang.
 Ya Alloh… Kutahu, sangat banyak “perhiasan dunia terindah ini” mulai gundah. Gelisah menantikan seseorang. Sepertiga abad penantian kadang gak cukup mendatangkan satria-satria pemetik apel yang dinantikan. Wahai Dzat yang menguasai seluruh makhluk, jangan biarkan muslimah muslimah mulia ini lelah di ketinggian, sampai ia menjatuhkan diri tersungkur dari kemuliaan. Teguhkan hati mereka. Selamatkan mereka Ya Robb,,
 Ya Alloh, sebenarnya mereka sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepada mereka… Robb, anugerahkanlah kepada wanita-wanita sholehah jodoh dan keturunan sebagai penyenang hati. Wallahu a’lamu bishshawab.
Sekarang kita artikan kata ‘Cinta’ini,, Hakikat Cinta itu à Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Kalau cinta itu sesuai dengan apa yang diridhai Alloh, maka ia bakal jadi ibadah. Sebaliknya, kalau gak sesuai dengan ridho-Nya maka bakal jadi perbuatan maksiat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan: “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Alloh ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.” (Majmu’ Fatawa, 1/95)
Trus gimana kalau cinta selain Alloh.? Hayooo,,,
Pertama, kalau dia mencintai selain Alloh lebih besar atau sama dengan cintanya kepada Alloh, maka ini adalah cinta syirik, hukumnya jelas haram.
Kedua, kalau dengan cinta kepada selain Alloh membuat kita jatuh dalam maksiat, maka cinta ini adalah cinta maksiat, hukumnya haram.
Ketiga, bila merupakan cinta tabiat (kayak cinta kita pd orangtua dan saudara kita) maka yang seperti ini diperbolehkan. Wallohu’alam
Jadi,,Perasaan suka dan Cinta memang fitrah dari setiap manusia, tapi sebaiknya jangan berlebihan,, Lagi pula lebih baik disimpan untuk seseorang yang Terbaik yang sudah Alloh persiapakan buat kita. Kan sayang kalau perasaan yang luar biasa diobral buat orang yang gak tentu. Jadi simpen aja dulu,,gimana.?hehe saran lho iaa,,
Gak perlu buru-buru mencari pasangan, gak perlu susah-susah mengobral perasaan,, Orang yang terbaik pilihan Alloh sudah ada di kitab Lauhul Mahfudz,,jadi tiggal tunggu saat yang tepat aja ukht,,h0h0
Kalau pingin dapat yang terbaik, kita juga harus berusaha jadi yang terbaik buat Alloh dunk,, ibaratnya, Kalau mau dapat seperti Rasululloh SAW atau Ali bin Abi Tholib, kenapa kita gak berusaha kayak Siti Khodijah, Siti Aisyah, atau Fatimah Az Zahra.? Ayo sama sama usaha,,=)
Naah,,ini ada sedikit tulisan doa seorang muslimah untuk masa depannya,, dapat juga sih,makanya bagi bagi,,hehe Mudah mudahan bermanfaat iaa,,=)
Bila Aku Jatuh Cinta
Allohu Robbi
aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Allohu Robbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allohu Robbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allohu Robbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Allohu Robbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu…
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
-Egha-
Sumber : twitter @gadisberjilbab

WANITA PEMBANGUN PERADABAN

Dipublikasi pada oleh KSI ASY-SYIFA "Rumah Kita"

 
WANITA… Tak akan ada habisnya jika membicarakan makhluk satu ini. Banyak puisi dan lagu yang berkisah tentang wanita. Kalo kata The Changcuters  “wanita itu racun dunia”. Kalo kata Ada Band  “karena wanita ingin dimengerti”. Banyak sisi yang bisa dikupas dari wanita sangatlah luas, misalnya kecantikan dan keindahan tubuhnya, gaya busana dan aksesorisnya, lifestylenya, hobi shoppingnya dan nge-rumpi, sisi psikologisnya yang sensitive dan mengutamakan perasaan, kelembutan dan kasih sayangnya, and else.
Sejak Islam datang sebagai rahmatan lil alamin, jelas bahwa Allah SWT memang memuliakan wanita, mengangkat derajatnya, dan menjadikannya sebagai pengatur rumah suaminya. Rasulullah bersabda ,”Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpin…. Maka, seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia bertanggungjawab atas apa yang dia pimpin.” (HR Bukhari dan Muslim)
Yang sangat luar biasa, ibu bukan hanya pemimpin dalam rumah suaminya, melainkan jadi ‘tiang Negara’. Kenapa demikian??? Jika kita membuka lembar demi lembar sejarah Islam maupun dunia, niscaya kita akan menemukan orang-orang agung yang disegani sekian banyak umat, dimana para umat bertekuk lutut di hadapan mereka. Munculnya mereka semua itu tidaklah lepas dari keagungan seorang ibu yang telah merawat dan mendidik mereka sedemikian rupa hingga menjadi pemimpin yang luar biasa.
Pada waktu Presiden Amerika Serikat Abraham Linkoln baru meraih jabatannya, seseorang memberikan ucapan selamat. Tahukah anda jawaban beliau? “Janganlah anda memberikan selamat kepadaku, tetapi berikanlah selamat itu kepada ibuku. Karena dialah yang mengangkatku hingga sampai pada tingkatan ini.”
Dan jika kita menyelami sejarah pada masa keemasan islam, dimana pada masa itu orang-orang islam telah mampu menaklukan dunia. Mereka mengisi dunia dengan kekuatan dan keberanian, kebijaksanaan, dan ilmu pengetahuan. Mereka dapat menundukkan beberapa bangsa, menaklukan beberapa kerajaan, menancapkan bendera-bendera meraka di jantung benua Asia dan Afrika serta beberap daerah di benua Eropa. Di sanalah mereka mewariskan agama mereka, ilmu pengetahuan, sastra serta kebudayaan meraka. Pada masa bersejarah itu, mereka tidak pernah mendirikan pondok atau sekolah. Sarana penanam hikmah dan penyampai ilmu adalah ibu-ibu mereka yang luar biasa. Subhanallah…
Wanita memang merupakan pendidik pertama dari anak-anaknya sebelum masuk bangku sekolah. Walaupun telah belajar di sekolah pun, ibu harus tetap mendampingi anak-anaknya tumbuh besar dan dewasa. Pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu dengan guru-guru di sekolah pasti tidak akan sama bagi sang anak karena pendidikan di dalam rumah tidak hanya membangun kecerdasan tapi yang lebih penting adalah pembangunan karakter anak yang akan ia bawa sampai dewasa dan ketika terjun ke masyarakat.
Lalu seandainya nih ada yang bertanya, “apakah mungkin seorang ibu mendidik anak sambil berkarier? Menurut saya itu tidak mungkin, terlebih lagi jika ibu itu bekerja dari pagi sampai petang atau jarak dari rumah ke kantornya itu cukup jauh. Jangankan mendidik, mengawasi kegiatan anak-anaknya saja ia tidak akan mampu. Teknologi canggih pun tidak akan mampu menghasilkan komunikasi yang jujur dan berkualitas antara ibu dan anak. Jika ibu pulang kerja saat anak sudah tidur, simple-nya nih, bagaimana mungkin ibu mengajarkan pada anak tentang shalat tepat waktu, membaca Al Qur’an dengan baik, berdoa dan mencuci tangan sebelum makan, gosok gigi sebelum tidur dan bagaimana cara menjawab soal PR Matematika dengan rumus yang praktis??? Jadi, tidak seharusnya ibu mewakilkan 100% kewajibannya di rumah pada pembantu atau baby sitter karena kasih sayang ibu takkan bisa tergantikan oleh siapapun,
Mungkin sebagai wanita modern, kita didoktrin tentang era emansipasi, Ada semacam bisikan “buat apa saya susah-susah belajar sampai jadi sarjana atau bahkan doctor kalau akhirnya cuma jadi ibu rumah tangga?” Hmmm, Allah SWT memang mewajibkan laki-laki maupun wanita buat belajar setinggi-tingginya sampai akhir hayat, tetapi Allah SWT menakdirkan kemuliaan yang dicapai antara laki-laki dan wanita itu melalui jalan yang berbeda karena keduanya memang diciptakan dengan kodrat berbeda. Lalu, maukah kita jadi wanita yang sangat tinggi ilmu dan jabatannya tetapi tidak mulia di hadapan Allah SWT, suami, serta anak-anak kita?
Menurut saya, uang dan jabatan yang seorang ibu dapatkan dari bekerja mati-matian tidak lebih penting dari kasih sayang dan perhatiannya untuk anaknya serta keshalihan, kecerdasan, dan keberhasilan anaknya di masa depan. Dan sesungguhnya surge yang mengalir di bawahnya sungai-sungai adalah janji Allah yang pasti.
Yaaap, kemuliaan kita sebagai wanita tidak akan sia-sia jika kita menggunakannya untuk kebaikan dan investasi yang sangat menguntungkan bahkan sampai ke akhirat. Pendidikan yang baik akan menghasilkan kader-kader baru yang akan membawa bendera Islam, dan lebih luas lagi generasi penerus yang akan memimpin dengan bijaksana Negara ini di masa depan.

JILBABKU BUKAN BELENGGU

Jilbabku Bukan Belenggu
Jilbabku Kebebasanku
Kata-kata diatas  saya temui pertama kali di selembar poster yang diletakkan di dinding kaca Student Store kampus saya saat masih berstatus sebagai mahasiswa. Terkesan dengan kata-katanya dan mencoba mencari makna di balik kata-kata itu.
Jilbabku Bukan Belenggu
Kata belenggu jika dilihat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki definisi ikatan (sehingga tidak bebas lagi). Jadi jika dikaitkan dengan frase: “Jilbabku Bukan Belenggu”, kurang lebih begini jadinya: “Jilbabku bukanlah hal yang membuat menjadi tidak bebas”. Maka frase “Jilbabku Bukan Belenggu” sangat pas jika kemudian disandingkan dengan frase “Jilbabku Kebebasanku”. Tentunya frase kedua ini berperan sebagai penguat dari frase pertama.

Lantas apa makna sesungguhnya dari keduanya?
Mungkin masih ada sebagian kita yang berpikir bahwa ketika seorang muslimah memutuskan untuk mengenakan jilbab, maka dia tidak akan bebas melakukan apapun, merasa dirinya terbatasi dengan jilbab yang dikenakan. Ketika berjilbab, seorang muslimah tak boleh melakukan ini itu, harus meninggalkan seluruh kebiasaan lamanya. Ketika berjilbab, seorang muslimah harus kalem, pendiam, dll. Benarkah statement ini?
Tidak kawan!
Siapa bilang ketika seorang muslimah memutuskan untuk berjilbab tak bebas melakukan apa-apa? Ada seorang muslimah yang hobi naik gunung, tetap naik gunung ketika memutuskan berjilbab syar’i, dengan rokcel-nya (rok celana). Ada seorang muslimah yang hobi nyanyi, akhirnya bernasyid ria ketika memutuskan berjilbab dan sering diminta tampil dalam acara kemuslimahan. Ada seorang muslimah yang hobi renang, tetap renang secara rutin di kolam renang khusus muslimah ketika memutuskan berjilbab. Bahkan banyak juga muslimah berjilbab yang tak kalah prestasinya dengan perempuan-perempuan lain.
Tak jauh-jauh dari kehidupan penulis, teman penulis sendiri. Ada seorang muslimah berjilbab yang hobi dan memiliki bakat seni lukis, dia akhirnya membuat bisnis sepatu lukis dan jilbab lukis. Ada seorang muslimah berjilbab yang menjadi mapres (mahasiswa berprestasi) tingkat fakultas dan sering mengikuti berbagai konferensi tingkat nasional bahkan internasional, dan nyatanya jilbab panjangnya tak mengerdilkan confidence nya. Ada seorang muslimah berjilbab yang mengikuti kontes roket tingkat nasional, dan nyatanya jilbab panjangnya tak menghalanginya untuk tetap berprestasi. Ada seorang muslimah berjilbab yang bisa mengendarai mobil dan menjadi andalan untuk acara-acara kemuslimahan, tanpa ketergantungan dengan kaum Adam yang biasanya kebanyakan bisa mengendarai mobil. Ada seorang muslimah berjilbab yang kuliah di luar negeri dan dia pun tetap PD dengan lingkungan sekitarnya yang non muslim, karena pandai membawa diri dalam pergaulan. Bahkan pernah suatu ketika teman perempuan non muslimnya mencoba mengenakan jilbab dan bilang: Aku cantik ya?
Jadi, tak ada hubungannya bukan bahwa jilbab itu suatu belenggu bagi para muslimah? Muslimah berjilbab masih bisa melakukan apa yang disukainya bahkan meraih prestasi di bidangnya masing-masing.
Ada satu cerita unik terkait keputusan seorang muslimah untuk berjilbab. Ada seorang muslimah yang belum berjilbab walaupun sebenarnya sudah ada niat dalam hatinya untuk berjilbab. Setelah bertahun-tahun, akhirnya keputusan untuk berjilbab pun datang juga. Bagaimanakah hal itu bermula?
Hidayah itu bermula dari ‘tembakan’ seorang laki-laki kepada dirinya saat ia duduk di kelas 2 SMA. Saat itu di hari Rabu sepulang sekolah, teman dekatnya, seorang laki-laki, menyatakan cinta padanya dan menginginkan sang muslimah menjadi pacarnya, dengan ungkapan: “maukah kamu jadi pacarku?”
Tentu sang muslimah terkejut dan tak menyangka jika ternyata teman dekatnya menyimpan rasa padanya selama ini. Hingga akhirnya, sang muslimah tak serta merta menjawab pertanyaan itu dan meminta waktu beberapa hari untuk bisa menjawabnya.
Dalam kebimbangan, ia pun memohon petunjuk padaNYA. Tiga hari tiga malam ia jalani shalat istikharah. Dan tepat di malam ketiga, seusai istikharah, ia bermimpi. Apa mimpinya? Ia bermimpi sedang berada di sebuah taman dan ada yang berbeda pada dirinya. Ya! Itulah jawaban Allah atas masalahnya.
Senin menjelang, sang muslimah pun berangkat ke sekolahnya. Ia disambut oleh kakak-kakak akhwat ROHIS dengan cipika cipiki dan memberikan selamat kepadanya. Teman laki-laki sang muslimah yang me’nembak’nya pun melihat keramaian di pintu kelasnya: sang muslimah kini berjilbab. Dan sang laki-laki tahu, inilah jawaban dari sang muslimah tanpa diucapkan langsung olehnya.
Satu hal yang diyakini sang muslimah bahwa jilbab membebaskan dirinya dari jerat nafsu syetan. Ketika ada teman laki-laki yang mengajaknya berpacaran, maka inilah jawabannya dan juga jawaban-NYA.
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkanjilbab ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (Q.S Al-Ahzab: 59)
Semoga ayat cintaNYA melembutkan hati-hati kita..
Bagi yang belum berjilbab, maka bersegeralah, karena ini perintahNYA..
Bagi yang sudah berjilbab, semoga keistiqomahan senantiasa kita usahakan..
Karena sesungguhnya, hidayah dan istiqomah itu bukanlah hal yang kita peroleh tanpa usaha..
Tanamkan dalam diri bahwa:
Jilbabku Bukan Belenggu
Jilbabku Kebebasanku
Jilbabku Identitasku
Jilbabku Jati Diriku

Jumat, 05 April 2013

12 Kriteria Pakaian Muslimah

Betapa banyak kita lihat saat ini, wanita-wanita berbusana muslimah, namun masih dalam keadaan ketat. Kadang yang ditutup hanya kepala, namun ada yang mengenakan lengan pendek. Ada pula yang sekedar menutup kepala dengan kerudung mini. Perlu diketahui bahwa pakaian muslimah sudah digariskan dalam Al Qur’an dan Al Hadits, sehingga kita pun harus mengikuti tuntunan tersebut. Yang dibahas kali ini bukan hanya bentuk jilbab, namun bagaimana kriteria pakaian muslimah secara keseluruhan.

Syarat pertama: pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki karena termasuk aurat.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya  ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.
Syarat kedua: bukan pakaian untuk berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai politik! Yang terkahir ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33). Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang mestinya ditutup karena hal itu dapat menggoda kaum lelaki.
Ingatlah, bahwa maksud perintah untuk mengenakan jilbab adalah perintah untuk menutupi perhiasan wanita. Dengan demikian, tidak masuk akal bila jilbab yang berfungsi untuk menutup perhiasan wanita malah menjadi pakaian untuk berhias sebagaimana yang sering kita temukan.
Syarat ketiga: pakaian tersebut tidak tipis dan tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh. Pakaian muslimah juga harus longgar dan tidak ketat sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Dalam sebuah hadits shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini.” (HR.Muslim)
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis sehingga dapat menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, 125-126)
Cermatilah, dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun ibu-ibu di sekitar kita dan bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.
Syarat keempat: tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
Perempuan mana saja yang memakai wewangian, lalu melewati kaum pria agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah wanita pezina.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih). Lihatlah ancaman yang keras ini!
Syarat kelima: tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَعَنَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)
Sungguh meremukkan hati kita, bagaimana kaum wanita masa kini berbondong-bondong merampas sekian banyak jenis pakaian pria. Hampir tidak ada jenis pakaian pria satu pun kecuali wanita bebas-bebas saja memakainya, sehingga terkadang seseorang tak mampu membedakan lagi, mana yang pria dan wanita dikarenakan mengenakan celana panjang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Betapa sedih hati ini melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi mode-mode busana barat baik melalui majalah, televisi, dan foto-foto tata rias para artis dan bintang film. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Syarat keenam: bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau popularitas (baca: pakaian syuhroh). Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِى الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ أَلْهَبَ فِيهِ نَارًا
Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
Pakaian syuhroh di sini bisa bentuknya adalah pakaian yang paling mewah atau pakaian yang paling kere atau kumuh sehingga terlihat sebagai orang yang zuhud. Kadang pula maksud pakaian syuhroh adalah pakaian yang berbeda dengan pakaian yang biasa dipakai di negeri tersebut dan tidak digunakan di zaman itu. Semua pakaian syuhroh seperti ini terlarang.
Syarat ketujuh: pakaian tersebut terbebas dari salib. Dari Diqroh Ummu Abdirrahman bin Udzainah, dia berkata,
كُنَّا نَطُوفُ بِالْبَيْتِ مَعَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ فَرَأَتْ عَلَى امْرَأَةٍ بُرْداً فِيهِ تَصْلِيبٌ فَقَالَتْ أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ اطْرَحِيهِ اطْرَحِيهِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى نَحْوَ هَذَا قَضَبَهُ
“Dulu kami pernah berthowaf di Ka’bah bersama Ummul Mukminin (Aisyah), lalu beliau melihat wanita yang mengenakan burdah yang terdapat salib. Ummul Mukminin lantas mengatakan, “Lepaskanlah salib tersebut. Lepaskanlah salib tersebut. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat semacam itu, beliau menghilangkannya.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan). Ibnu Muflih dalam Al Adabusy Syar’iyyah mengatakan, “Salib di pakaian dan lainnya adalah sesuatu yang terlarang. Ibnu Hamdan memaksudkan bahwa hukumnya haram.”
Syarat kedelapan: pakaian tersebut tidak terdapat gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan).  Gambar makhluk juga termasuk perhiasan. Jadi, hal ini sudah termasuk dalam larangan bertabaruj sebagaimana yang disebutkan dalam syarat kedua di atas. Ada pula dalil lain yang mendukung hal ini. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahku, lalu di sana ada kain yang tertutup gambar (makhluk bernyawa yang memiliki ruh, pen). Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau langsung merubah warnanya dan menyobeknya. Setelah itu beliau bersabda,
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ الذِّيْنَ يُشَبِّهُوْنَ ِبخَلْقِ اللهِ
Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah yang menyerupakan ciptaan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan ini adalah lafazhnya. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, An Nasa’i dan Ahmad)
Syarat kesembilan: pakaian tersebut berasal dari bahan yang suci dan halal.
Syarat kesepuluh: pakaian tersebut bukan pakaian kesombongan.
Syarat kesebelas: pakaian tersebut bukan pakaian pemborosan .
Syarat keduabelas: bukan pakaian yang mencocoki pakaian ahlu bid’ah. Seperti mengharuskan memakai pakaian hitam ketika mendapat musibah sebagaimana yang dilakukan oleh Syi’ah Rofidhoh pada wanita mereka ketika berada di bulan Muharram. Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa pengharusan seperti ini adalah syi’ar batil yang tidak ada landasannya.
Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua dalam mematuhi setiap perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya.
Alhamdullillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihat.
Rujukan:
1. Faidul Qodir Syarh Al Jami’ Ash Shogir, Al Munawi, Mawqi’ Ya’sub, Asy Syamilah
2. Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Maktabah Al Islamiyah-Amman, Asy Syamilah
3. Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Syaikh ‘Amru Abdul Mun’im Salim, Maktabah Al Iman
4. Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, Ibnul Jauziy, Darun Nasyr/Darul Wathon, Asy Syamilah
5. Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, An Nawawi, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Kehidupan Sehari-hari yang Islami

Kehidupan Sehari-hari yang Islami
1.     Apakah anda selalu shalat subuh berjamaah di masjid setiap sehari ?
2.     Apakah anda selalu menjaga shalat yang lima waktu di masjid  ?
3.     Apakah anda hari ini membaca Al-Qur’an  ?
4.     Apakah anda rutin membaca dzikir setelah selesai melaksanakan shalat wajib  ?
5.     Apakah anda selalu menjaga shalat sunnah rawatib sebelum atau sesudah shalat wajib   ?
6.     Apakah anda hari ini khusyu dalam  shalat, menghayati apa yang anda baca ?
7.     Apakah anda (hari ini) mengingat mati dan kubur ?
8.     Apakah anda (hari ini) mengingat hari kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya   ?
9.     Apakah anda telah memohon kepada Allah sebanyak tiga kali agar memasukkan anda ke dalam sorga?  Sesungguhnya barangsiapa yang memohon demikian, sorga berkata; “Wahai Allah masukkanlah ia ke dalam sorga”.
10.   Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali? Sesungguhnya barangsiapa yang berbuat demikian, neraka berkata; ”Wahai Allah peliharalah dia dari api neraka”.(Berdasarkan hadits Rasulallah Shallallahu Alaihi Wasallam yang artinya, “Barangsiapa yang memohon sorga kepada Allah sebanyak tiga kali, sorga berkata; “wahai Allah masukkanlah ia ke dalam sorga.” Dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata; “wahai Allah selamatkan ia dari api neraka” HR Tirmidzi dishahihkan oleh syaikh Al Albani dalam shahih Al Jami’ no. 911.
11.    Apakah anda (hari ini) membaca hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ?
12.    Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik ?
13.    Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau ?
14.  Apakah anda hari ini menangis karena takut kepada Allah ?
15.  Apakah anda selalu membaca dzikir pagi dan sore hari ?
16. Apakah anda hari ini telah memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosamu ?
17.   Apakah anda telah memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid ? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid, maka Allah akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal diatas tempat tidur”  H.R.Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al Hakim dan ia menshahihkannya.
18.    Apakah anda telah berdoa kepada Allah agar Ia menetapkan hati anda atas agamaNya   ?
19.   Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdoa kepada Allah di waktu-waktu yang mustajab ?
20.    Apakah anda telah membeli buku-buku Islam untuk memahami agama ?
21.     Apakah anda telah memintakan ampun kepada Allah untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah? karena setiap mendo’akan mereka engkau akan mendapatkan kebajikan pula.
22.  Apakah anda telah memuji Allah dan bersyukur kepadaNya atas nikmat Islam ?
23.    Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya ?
24.   Apakah anda hari ini telah besedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya  ?
25.   Apakah anda dapat menahan marah yang disebabkan urusan pribadi dan berusaha untuk marah apabila aturan-aturan Allah dilanggar ?
26.   Apakah anda telah menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri sendiri  ?
27.   Apakah anda telah mengunjungi saudara seagama, ikhlas karena Allah ?
28.   Apakah anda telah mendakwahi keluarga, saudara-saudara, tetangga dan siapa saja yang ada hubungannya dengan diri anda ?
29.   Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada orang tua ?
30.    Apakah anda mengucapkan “innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” jika mendapatkan musibah ?
31.   Apakah anda hari ini mengucapkan doa ini:
اللْهمَّ إنِيّ أعُوذ بِكَ أنْ أشْركَ بِكَ وَأنَا أعْلَمُ وَأسْتَغْفِركَ لِمَا لا أعْلَم
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepadaMu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui.”
Barangsiapa mengucapkan demikian, Allah akan menghilangkan darinya syirik besar dan syirik kecil. Lihat Shahih Al Jami’ no 3625.
32.    Apakah anda berbuat baik kepada tetangga ?
33.    Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad dan dengki ?
34.    Apakah anda telah membersihkan lisan dari dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata-kata yang tidak ada manfaatnya ?
35.   Apakah anda takut kepada adzab Allah sehingga hati-hati dalam hal penghasilan, makanan dan minuman serta pakaian ?
36.   Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya di segala waktu atas segala dosa dan kesalahan ?
Wahai saudaraku seiman…
Jawabalah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan agar engkau menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat insya Allah.
Sumber : Islamhouse.

Sepenggal Doa Ibunda

“Masa silam saya kelam,” ucap anak muda itu mengenang masa lalunya. Penampilannya yang necis tak membersitkan sedikit pun sebagai mantan pecandu obat terlarang. Rambut lurus bagai kucai dipotong pendek. Sisirannya yang dibelah tengah menambah tampilan lebih apik. Semburat wajahnya menyimpan keteduhan.
“Dulu, ganja, putaw, atau sabu adalah teman setia saya,” lanjut pemuda itu. Awal dirinya berkenalan dengan barang-barang terlarang adalah dari teman bergaul. Beberapa teman sepermainan menyeretnya untuk coba-coba mengisapnya. Satu, dua kali hingga akhirnya menjadi candu. Dirinya menemukan suasana lain setelah mengonsumsi obat-obat tersebut, fly. Semakin hari, dari waktu ke waktu, intensitas pemakaian obat itu pun bertambah. Akhirnya, dia merasakan, apabila tidak mendapatkan obat terkutuk tersebut, dia merasa tersiksa.
“Bahkan, sampai saya harus menyilet lengan saya lalu saya isap darah yang keluar. Itu jika saya tak bisa mendapatkan barang setan tersebut,” tuturnya datar seraya memperlihatkan bagian kedua lengannya yang diiris-iris untuk diisap darahnya.
Beragam obat terlarang pernah masuk ke dalam tubuhnya. Mulai yang diisap hingga yang disuntikkan. Saat itu, dirinya benar-benar terjerat sekawanan setan. Tidak bisa lepas. Teramat sangat sulit untuk memisahkan diri dari mereka. Setiap saat seakan-akan dirinya dikuntit, terus disodori barang-barang terlarang.
Nasihat dari orang tuanya tidak pernah dihiraukannya. Begitu pula nasihat dari saudara-saudara atau sanak famili, didengarnya, tetapi tidak pernah digubris. Ia pun tetap bergelut dengan narkoba. Bisik rayu setan lebih ampuh baginya dibandingkan dengan nasihat. Perangkap Iblis benar-benar mencengkeramnya.
“Karena saya tidak pernah menghiraukan nasihat, ada saudara orang tua saya yang mengusulkan agar saya tidak lagi diakui sebagai anak,” akunya. “Namun, ibu saya tidak setuju,” paparnya sendu mengenang hal itu.
Akibat perbuatannya, nama baik keluarga tercoreng di hadapan masyarakat. Apalagi ibunya adalah seorang pegiat dakwah. Ibunya sering diminta mengisi berbagai pengajian. Tidak sedikit masyarakat yang mencemooh dan melecehkan orang tuanya, terutama ibunya. Bisa mengajari orang lain, tetapi anak kandungnya sendiri terjerat nafsu setan. Begitulah di antara kata-kata yang terlontar.
Sungguh, orang tuanya benar-benar sedang diuji. Tidak mengherankan apabila saudara-saudaranya mengusulkan agar dirinya dibuang, dikeluarkan dari anggota keluarga, dan tidak diakui lagi sebagai anak. Ini semua karena beratnya menanggung malu. Ya, malu karena nama baik keluarga tercoreng.
Di tengah cemooh, cercaan, dan hinaan sebagian orang, ibunya tetap sabar. “Setiap ada waktu, ibu selalu menasihati saya. Ibu selalu memberi kelembutan kepada saya,” kenangnya. Ia berusaha untuk tidak menitikkan air mata. Ia berupaya tegar saat mengenang ibunya yang penyabar. Anak muda itu menghela napas panjang. Suasana sunyi. Daun di pepohonan bergoyang tersentuh angin. Langit biru tersaput tipis awan putih.
Satu malam, ibunya terbangun. Seperti biasa, ibunya menunaikan shalat tahajud. Malam demi malam dilaluinya dengan munajat kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Malam demi malam ditaburinya dengan rukuk, sujud, zikir, dan doa. “Saat ibu tengah bermunajat, saya terbangun. Saya tatap ibu yang terselubung mukena putih. Seakan-akan mata tak mau berkedip. Saya tatap terus ibu,” ucapnya sungguh-sungguh.
Ia melanjutkan, “Saat saya menatap ibu, saya seperti diingatkan. Malam itu, kesadaran menyelinap ke dalam hati. Malam itu, saya bertobat,” kisahnya mengenang detik-detik tobatnya.
Sejak peristiwa itu, kehidupan anak muda tersebut berubah drastis. Semangat hidupnya mencuat kembali. Kepedulian terhadap agama pun tumbuh. Ibadahnya mulai berlangsung teratur. Pemuda itu telah insaf, meniti kembali jalan yang benar. Kegelapan yang selama ini menyelimuti, sirna. Ia berada dalam cahaya terang benderang. Ia yakin, semua ini tak luput dari sepenggal doa ibunda, setelah kehendak Allah Subhanallahu wa Ta’ala.
Kisah di atas nyata, diungkapkan langsung kepada penulis sekitar tahun 1980-an.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
“Tiga doa yang dikabulkan: doa orang yang dizalimi, doa orang yang sedang safar (dalam perjalanan), dan doa orang tua terhadap anaknya.” (HR. At-Tirmidzi no. 3448 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullahu dalam ash-Shahihah no. 598 dan 1797)
[kisah ini diambil dari tulisan panjang Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin berjudul: Sepenggal Doa Ibunda, dalam majalah Asy Syariah no. 76/VII/1432 H/2011, hal. 29-30]
http://menujuhidayah.wordpress.com

PELATIHAN TAHSIN AL-QUR'AN

AYOOO IKUTAN NGAJI BARENG .............???? "GRATIS"

Untuk Teman-teman yang gk ada waktu sore bisa mengikuti Ngaji bareng hari RABU jam 21.20 di Masjid baitul izzah ITATS

Kamis, 04 April 2013

KADER DAKWAH ITU ….#6

KADER DAKWAH ITU ….
Pahlawan yang mendasarkan perjuangannya hanya kepada Allah,Di hatinya terpancar cahaya ke Ikhlasan.
Seorang Kader Da
kwah tidak akan mengatasnamakan perjuangan untuk mencari penghargaan dari manusia.Mereka justru mengatsnamakan semua perjuangannya itu hanya untuk Allah SWT semata,karena ia tau bahwa Allah merupakan Tuhan yang mengatur,melindungi dan pemberi nikmat.
Seorang Kader Dakwah mendasarkan semua perjuangannya pada penilaian yang sebenarnya,yaitu Allah pemilik timbangan yang adil.Mereka tidak akan mendasarkan perjuangannya atas penilaian manusia,karena hal ini akan membawanya kepada kesesatan.Memang konsekuensi dari perjuangannya tidak di raih di dunia yang fana dan terabtas ini,tapi mereka meyakini dan percaya akan surga yang sudah menjadi tempat kembalinya nanti,dan ini sudah lebih dari cukup.
DI hatinya terpancar ke Ikhlasan dan itu merupakan sumber kekuatannya.Bagaimana mungkin seorang Kader Dakwah merasa rendah dan resah,sedang ia selalu berhubungan dengan Tuhannya.Bagaimana mungkin seorang Kader Dakwah

KADER DAKWAH ITU …. #5

KADER DAKWAH ITU ….
Kekuatan besar yang di himpun oleh golongan yang sedikit yang bergabung bersama Kebaikan mereka melawan Kemungkarang yang di himpun oleh Golonganyang besar tapi Lemah.
Perang Qadisyiah yang terjadi bulan Muharram,14 H (Juni,637 M),Kaum Muslimin di bawah komando Sa’ad bin Abi Waqqash r.a yang berjumlah 28.000 ribu melawan pasukan Persia di bawah panglima terkenalnya Rustam  yang berjumlah 120.000 ribu (empat kali lebih besar dari tentara Islam).Perang ini berlangsung selama 4 hari dengan kemenangan kaum muslimin.
Mungkin masih banyak lagi kisah – kisah yang menunjukkan kemenangan yang di peroleh kaum muslimin saat itu,seperti Perang Bad’r,Khandak,Yarmuk,dan lainya semua dengan komposisi yang tidak adil,tapi itu semua bukan penghalang bagi kaum Muslimin atau membuat nyali mereka menciut melihat musuh yang lebih banyak dan besar.
Kunci kemenangan kaum Muslimin pada sat itu ialah karena mereka sepenuhnya melaksanakan sepenuhnya ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.Mereka menjadi kuat dengan itu,mereka menjadi benyak dengan itu.
Pernah suatu ketika tatkala kaum Muslimin di bawah komando Amr bin Ash r.a ,sedang melakukan pengepungan  terhadap Alexandria (Iskandaria),kaum muslimin melakukan blokade terhadap kota tersebut selama 6 bulan,tetapi tak mendapatkan  hasil,kota Alexandria tidak berhasil di taklukan.Melihat kondisi tersebut Umar bin Khattab r.a mengirimkan surat kepada Amr bin Ash r.a,beliau menuliskan “Aku khawatir bahwa kaum Muslimin tidak melaksanakan sepenuhnya ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.Oleh karena itu mereka hendaklah menjadi tegas lagi atas hal itu … Kemudian cobalah memberikan pukulan terakhir kepada musuh”.
Amr bin Ash r.a membacakan surat tersebut di hadapan kaum Muslimin.Segera setelah mendengan surat dari Khalifah maka kaum Muslimin bersegara melaksanakannya.Akhirnya pada tahun 624 M (20 H) Alexandria berhasil di taklukan olek kaum Muslimin.

KLIK PLAY UNTUK MENDENGARKAN DAN MENGARTIKAN AYAT AL-QUR'AN