Sabtu, 17 Januari 2015
KEBAIKAN KETAATAN ISTERI KEPADA SUAMI
Oleh : KH. Hafidz Abdurrahman
Suatu ketika Rasulullah saw. melihat Fatimah r.a, puteri tercintanya itu sedang menggiling gandum sambil menangis. Rasulullah pun menghampirinya, seraya bertanya mengapa dia menggiling gandum sambil menangis. Dengan terbata-bata, Fatimah menuturkan kepada ayahandanya, bahwa pekerjaan menggiling gandum dan semua pekerjaan rumah tangga yang dilakukannya setiap hari membuat dirinya bosan. Makanyanya ia menangis.
.
Mendengar cerita puteri kesayangannya itu Nabi saw. pun segera mengambil penggilingan gandum tersebut sambil mengucapkan Bismillah. Ajaibnya, atas izin Allah SWT tiba-tiba penggilingan gandum itu berputar sendiri. Lalu terdengar dari penggilingan yang terbuat dari batu itu BERTASBIH sambil menggiling gandum yang dilemparkan Rasulullah saw. Tak begitu lama penggilingan itu berputar, Rasulullah saw. memintanya berhenti. Atas izin Allah SWT seketika penggilingan itu pun berhenti sendiri. Allahu akbar..
Nabi saw. pun menoleh ke arah Fatimah, puteri tercintanya itu seraya bersabda, “Jika Allah menghendaki, penggilingan itu akan berputar sendiri untuk puteri-Ku. Tapi itu terjadi karena Allah menghendaki beberapa kebaikan yang ditulis dan beberapa kesalahan yang dihapuskan dari Fatimah dan dinaikkan-Nya untuk puteri Nabi itu beberapa derajat lebih tinggi.”
Nabi saw. pun tak lupa menyelipkan nasehat kepada putrinya, Fatimah, dengan menjelaskan beberapa kebaikan (pahala) yang bakal diperoleh setiap wanita (isteri), jika dia ikhlas dengan penuh kesabaran menjalankan tugas dan tanggung jawab kehidupan rumah tangganya. Nabi mengingatkan, “Jika seorang wanita melayani suaminya sehari semalam dengan baik, tulus, ikhlas serta dengan hati yang benar, Allah akan mengampuni segala dosanya dan akan dicatat untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya dengan seribu kebaikan dan dikaruniakan seribu pahala haji dan umroh.” (Hr. Abu Daud)
Rasulullah saw. bersabda kembali, “Ketika seorang suami pulang ke rumah, kemudian isteri menyambutnya dengan senyuman, dan bersegera mengulurkan tangannya untuk mengambil tangan suaminya, maka dosa-dosa mereka berdua serta merta berguguran sebelum kedua tangan mereka dilepaskan.” (Hr. Abu Daud)
Allahu Akbar..
Subhanallah, walhamdulillah, betapa mudah jalan menuju surga bagi seorang isteri. Betapa mudah bagi seorang isteri mendapatkan ridha suaminya. Dengannya ridha Allah pun ia dapat.
Pesan Nabi kepada puterinya:
“Fatimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.”
“Fatimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikana dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah.”
“Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.”
“Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.”
“Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.”
“Fathimah, bila wanita mengandung, malaikat akan memohonkan ampunan untuknya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit saat akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para Mujahidin di jalan Allah. Jika dia melahirkan, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila dia meninggal saat melahirkan, dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah akan memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.”
“Fatimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.”
“Fatimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.”
“Fatimah, tidaklah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wannita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.”
“Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman surga. Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.”
Begitulah, nilai ketaatan isteri kepada suaminya. Pengorbanan yang diberikannya tak akan sia-sia.
Semoga keluarga kita dihiasi dengan wanita-wanita mulia penghuni surga seperti Fatimah, yang akan dikumpulkan oleh Allah, di dunia dan akhirat. Amin.
By: www.dakwahmedia.com
Senin, 01 September 2014
Selasa, 27 Mei 2014
Rabu, 14 Mei 2014
SEMINAR ENTREPRENEURSHIP
Yuuk..!! segerah daftar sebelum kuota peserta habis dan 50 pendaftar pertama akan mendapat tiket masuk gratis #umum
Cara Pendaftaran:
Via SMS Ketik : SE_Nama_Alamat_Instansi ( Kirim ke 085732589620 )
/ Langsung : isi formulir di seketariatan masjid baitul izzah ITATS
CP:085648726092
#liburan_enaknya_ikutan_ac ara_seminar_entrepreneursh ip — di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Cara Pendaftaran:
Via SMS Ketik : SE_Nama_Alamat_Instansi ( Kirim ke 085732589620 )
/ Langsung : isi formulir di seketariatan masjid baitul izzah ITATS
CP:085648726092
#liburan_enaknya_ikutan_ac
SAATNYA DONORKAN DARAH
BerBagi
Bersama.., " Setetes Darah Anda dapat Menyelamatkan jiwa Orang Lain"
> > > SAATNYA DONORKAN DARAH < < <
Mari ikuti Aksi Donor Darah Bersama.., & Bazar Buku-buku
Murah Berkualitas..!
Diselenggarakan di Kampus Institut Teknologi Adhi
TamaSurabaya// ITATS
yang Insya Allah PAda :
Hari : Kamis, 05 Juni 2014
Tempat :
a. Gedung B- 18 (Multimedia T.Industri) > > > Donor Darah
b. Pendopo ITATS, Bazarr Buku-buku Murahh Meriah....!!
Pukul : 08.00 - Selesai..
Diselenggarakan Oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK RMBI ITATS) & Kerjasama Teknik. Mesin ITATS
Free Untuk UMUM...,
Ayooo.., Ikutan Buruan Ajak Temen, Saudara, KAkak, Adik, Pak Dosen, Bu Dosen, Pak Ustadz.., DLL..,Hehehe
Info Selengkapanya Hub:
Akhi Hamdi (0856 4872 6092)
Akhi Hasan (0857 3017 3522)
yang Insya Allah PAda :
Hari : Kamis, 05 Juni 2014
Tempat :
a. Gedung B- 18 (Multimedia T.Industri) > > > Donor Darah
b. Pendopo ITATS, Bazarr Buku-buku Murahh Meriah....!!
Pukul : 08.00 - Selesai..
Diselenggarakan Oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK RMBI ITATS) & Kerjasama Teknik. Mesin ITATS
Free Untuk UMUM...,
Ayooo.., Ikutan Buruan Ajak Temen, Saudara, KAkak, Adik, Pak Dosen, Bu Dosen, Pak Ustadz.., DLL..,Hehehe
Info Selengkapanya Hub:
Akhi Hamdi (0856 4872 6092)
Akhi Hasan (0857 3017 3522)
Adakah Perayaan Ulang Tahun dalam Islam?
PERAYAAN ulang tahun sudah menjadi tradisi dikalangan kita ini. Bukan hanya anak kecil namun para remaja dan bahkan orang dewasa sekalipun merayakan hari kelahirannya itu. Kini ulang tahun bukan hanya dirayakan bagi seseorang saja tapi ulang tahun sebuah negara pun diperingati. Namun, apakah Islam mengajarkan tradisi perayaan ulang tahun itu?
Perayaan ulang tahun atas kelahiran seseorang atau suatu organisasi tertentu tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Karena itu bila dilakukan, tidak bernilai ibadah.
Cukup banyak ulama tidak menyetujui perayaan ulang tahun yang diadakan tiap tahun. Tentu mereka datang dengan dalil dan hujjah yang kuat. Di antara alasan penolakan mereka terhadap perayaan ulang tahun antara lain:
1. Ulang tahun bila sampai menjadi keharusan untuk dirayakan dianggap sebuah bid’ah. Sebab Rasulullah SAW belum pernah memerintahkannya, bahkan meski sekedar mengisyaratkannya pun tidak pernah. Sehingga bila seorang muslim sampai merasa bahwa perayaan hari ulang tahun itu sebagai sebuah kewajiban, masuklah dia dalam kategori pembuat bid’ah.
2. Selain itu, kita tahu persis bahwa perayaan uang tahun itu diimpor begitu saja dari Barat yang nota bene bukan beragama Islam. Sedangkan sebagai muslim, sebenarnya kita punya kedudukan yang jauh lebih tinggi. Bukan pada tempatnya sebagai bangsa muslim, malah mengekor Barat dalam masalah tata kehidupan. Seolah pola hidup dan kebiasaan orang Barat itu mau tidak mau harus dikerjakan oleh kita yang muslim ini. Kalau sampai demikian, sebenarnya jiwa kita ini sudah terjajah tanpa kita sadari. Buktinya, life style mereka sampai mendarah daging di otak kita, sampai-sampai banyak di antara mereka kurang sreg kalau pada hari ulang tahun anaknya tidak merayakannya. Meski hanya sekedar dengan ucapan selamat ulang tahun.
Tradisi ulang tahun sama sekali tidak memiliki akar sejarah dalam islam. Islam tak pernah diajarkan untuk merayakan ulang tahun. Kalau pun kemudian ada orang yang berargumen bahwa dengan diperingatinya maulid Nabi, hal itu menjadi dalil kalau ulang tahun boleh juga dalam pandangan Islam. Maka ini adalah argumen yang tidak tepat.
Rasulullah SAW sendiri tak pernah mengajarkan kepada kita melalui hadisnya untuk merayakan maulid Nabi. Maulid Nabi, itu bukan untuk diperingati, tapi tadzkirah, alias peringatan. Maksudnya? Kalau kita baca buku tarikh Islam, di situ ada catatan bahwa Sultan Shalahuddin al-Ayubi amat prihatin dengan kondisi umat Islam pada saat itu. Dimana bumi Palestina dirampas oleh Pasukan Salib Eropa. Sultan Shalahuddin menyadari bahwa umat ini lemah dan tidak berani melawan kekuatan Pasukan Salib Eropa yang berhasil menguasai Palestina, karena mereka sudah kena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Mereka bisa begitu karena mengabaikan salah satu ajaran Islam, yakni jihad. Bahkan ada di antara mereka yang tidak menyadari dengan perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Untuk menyadarkan kaum muslimin tentang pentingnya perjuangan, Sultan Shalahuddin menggagas ide tersebut, yakni tadzkirah terhadap Nabi, yang kemudian disebut entah siapa yang memulainya sebagai maulid Nabi. Tujuan intinya mengenalkan kembali perjuangan Rasulullah dalam mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Singkat cerita, kaum muslimin saat itu sadar dengan kelemahannya dan mencoba bangkit. Akhirnya, berkobarlah semangat jihad dalam jiwa kaum muslimin, dan bumi Palestina pun kembali ke pangkuan Islam, tentu setelah mereka mempecundangi Pasukan Salib Eropa. Jadi maulid Nabi bukan dalil dibolehkannya pesta ulang tahun.
Seorang penanya pernah bertanya kepada seorang ulama besar yang dikenal dengan Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah. Si penanya berkata,
“Apakah merayakan hari ulang tahun bagi seorang anak dianggap tasyabbuh (menyerupakan diri) dengan kaum barat kafir ataukah ia adalah untuk menyenangkan jiwa dan memasukkan rasa gembira di hati sang anak dan keluarganya?”
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah menjawab,
“Merayakan hari ulang tahun tak akan lepas dari dua kondisi. Entah ia adalah ibadah atau ia adalah kebiasaan. Jika ia adalah ibadah, maka ia termasuk bid’ah (ajaran baru yang tak berdasar) dalam agama Allah.”
Sungguh telah tsabit (benar) dari Nabi shallallahu alaihi wasallam adanya peringatan dari bahaya bid’ah dan bahwa ia adalah kesesatan. Beliau Shallallahu alaihi wasallam bersabda,non
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ و كُلَّ ضَلَالَةٍ في النار
“Waspadalah kalian dari perkara (agama) yang diada-ada. Karena, semua yang diada-ada merupakan bid’ah dan sesungguhnya bid’ah itu adalah kesesatan. Sedang kesesatan itu adalah di neraka.”
[rika/islampos/shirotholmustaqim/wahid-berbagi/liishya-liishyi]
Alamat: http://www.islampos.com/adakah-perayaan-ulang-tahun-dalam-islam-110179/
Perayaan ulang tahun atas kelahiran seseorang atau suatu organisasi tertentu tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Karena itu bila dilakukan, tidak bernilai ibadah.
Cukup banyak ulama tidak menyetujui perayaan ulang tahun yang diadakan tiap tahun. Tentu mereka datang dengan dalil dan hujjah yang kuat. Di antara alasan penolakan mereka terhadap perayaan ulang tahun antara lain:
1. Ulang tahun bila sampai menjadi keharusan untuk dirayakan dianggap sebuah bid’ah. Sebab Rasulullah SAW belum pernah memerintahkannya, bahkan meski sekedar mengisyaratkannya pun tidak pernah. Sehingga bila seorang muslim sampai merasa bahwa perayaan hari ulang tahun itu sebagai sebuah kewajiban, masuklah dia dalam kategori pembuat bid’ah.
2. Selain itu, kita tahu persis bahwa perayaan uang tahun itu diimpor begitu saja dari Barat yang nota bene bukan beragama Islam. Sedangkan sebagai muslim, sebenarnya kita punya kedudukan yang jauh lebih tinggi. Bukan pada tempatnya sebagai bangsa muslim, malah mengekor Barat dalam masalah tata kehidupan. Seolah pola hidup dan kebiasaan orang Barat itu mau tidak mau harus dikerjakan oleh kita yang muslim ini. Kalau sampai demikian, sebenarnya jiwa kita ini sudah terjajah tanpa kita sadari. Buktinya, life style mereka sampai mendarah daging di otak kita, sampai-sampai banyak di antara mereka kurang sreg kalau pada hari ulang tahun anaknya tidak merayakannya. Meski hanya sekedar dengan ucapan selamat ulang tahun.
Tradisi ulang tahun sama sekali tidak memiliki akar sejarah dalam islam. Islam tak pernah diajarkan untuk merayakan ulang tahun. Kalau pun kemudian ada orang yang berargumen bahwa dengan diperingatinya maulid Nabi, hal itu menjadi dalil kalau ulang tahun boleh juga dalam pandangan Islam. Maka ini adalah argumen yang tidak tepat.
Rasulullah SAW sendiri tak pernah mengajarkan kepada kita melalui hadisnya untuk merayakan maulid Nabi. Maulid Nabi, itu bukan untuk diperingati, tapi tadzkirah, alias peringatan. Maksudnya? Kalau kita baca buku tarikh Islam, di situ ada catatan bahwa Sultan Shalahuddin al-Ayubi amat prihatin dengan kondisi umat Islam pada saat itu. Dimana bumi Palestina dirampas oleh Pasukan Salib Eropa. Sultan Shalahuddin menyadari bahwa umat ini lemah dan tidak berani melawan kekuatan Pasukan Salib Eropa yang berhasil menguasai Palestina, karena mereka sudah kena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Mereka bisa begitu karena mengabaikan salah satu ajaran Islam, yakni jihad. Bahkan ada di antara mereka yang tidak menyadari dengan perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Untuk menyadarkan kaum muslimin tentang pentingnya perjuangan, Sultan Shalahuddin menggagas ide tersebut, yakni tadzkirah terhadap Nabi, yang kemudian disebut entah siapa yang memulainya sebagai maulid Nabi. Tujuan intinya mengenalkan kembali perjuangan Rasulullah dalam mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Singkat cerita, kaum muslimin saat itu sadar dengan kelemahannya dan mencoba bangkit. Akhirnya, berkobarlah semangat jihad dalam jiwa kaum muslimin, dan bumi Palestina pun kembali ke pangkuan Islam, tentu setelah mereka mempecundangi Pasukan Salib Eropa. Jadi maulid Nabi bukan dalil dibolehkannya pesta ulang tahun.
Seorang penanya pernah bertanya kepada seorang ulama besar yang dikenal dengan Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah. Si penanya berkata,
“Apakah merayakan hari ulang tahun bagi seorang anak dianggap tasyabbuh (menyerupakan diri) dengan kaum barat kafir ataukah ia adalah untuk menyenangkan jiwa dan memasukkan rasa gembira di hati sang anak dan keluarganya?”
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah menjawab,
“Merayakan hari ulang tahun tak akan lepas dari dua kondisi. Entah ia adalah ibadah atau ia adalah kebiasaan. Jika ia adalah ibadah, maka ia termasuk bid’ah (ajaran baru yang tak berdasar) dalam agama Allah.”
Sungguh telah tsabit (benar) dari Nabi shallallahu alaihi wasallam adanya peringatan dari bahaya bid’ah dan bahwa ia adalah kesesatan. Beliau Shallallahu alaihi wasallam bersabda,non
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ و كُلَّ ضَلَالَةٍ في النار
“Waspadalah kalian dari perkara (agama) yang diada-ada. Karena, semua yang diada-ada merupakan bid’ah dan sesungguhnya bid’ah itu adalah kesesatan. Sedang kesesatan itu adalah di neraka.” [rika/islampos/shirotholmustaqim/wahid-berbagi/liishya-liishyi]
Alamat: http://www.islampos.com/adakah-perayaan-ulang-tahun-dalam-islam-110179/
Langganan:
Postingan (Atom)